Segala puji hanya
untuk Allah Ta’ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada RasulallahShalallahu’alaihi
wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ada ilah yang berhak disembah
dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang
tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi
wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba’du:
Berikut ini adalah
rangkaian panjang dalam bingkai siroh perjalanan hidup Umul Mukminin, istri
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau dilahirkan lima belas
tahun sebelum tahun gajah, dalam nasab, dirinya termasuk berada pada kalangan
menengah dalam suku Quraisy, dan yang paling tinggi kemuliaannya. Sampai
dirinya dikenal dengan kesuciannya dari hal-hal buruk yang dilakukan para
wanita pada zaman jahiliyah.
Beliau seorang
saudagar wanita yang sukses dengan harta yang melimpah. Dan beliau dipersunting
oleh Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam sedangkan saat itu
umurnya sudah sampai empat puluh tahun, dan Nabi berusia dua puluh lima. Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memadu
dengan wanita lain sampai setelah kematiaannya dikarenakan kedudukan serta
keutamaan beliau dihati Nabi, sesungguhnya dia adalah sebaik-baik teman hidup.
Darinya lahir
anak-anak beliau, pertama anak laki-laki yang bernama Qosim, dimana dengan
sebab itu beliau dipanggil ayahnya. Kemudian lahir Zainab, Ruqoyyah, Ummu
Kultsum dan Fatimah serta Abdullah.
Beliau dijuluki dengan
wanita yang paling baik akhlaknya lagi suci. Dari anak-anak yang lahir darinya,
semua anak laki-lakinya meninggal ketika masih kecil, adapun anak-anak
perempuannya maka seluruhnya menjumpai masa Islam dan semuanya masuk agama
Islam dan ikut hijrah, dan mereka semua menjumpai ibunya kecuali Fatimah,
sesungguhnya ibunya meninggal beberapa bulan setelah kelahirannya.
Dirinya adalah orang
pertama yang beriman dan percaya kepada Rasulallah Shalallahu’alaihi wa
sallamsebelum ada seorangpun yang beriman padanya. Beliau yang meneguhkan
Nabi supaya tetap teguh, serta membawanya kepada anak pamannya Waraqah. Dan
Allah Shubhanahu wa ta’alla telah menyuruh
Nabi -Nya supaya memberi kabar gembira
kepadanya, dengan rumah disurga dari emas yang tidak ada kebisingan serta rasa
capek didalamnya.
Dialah Ibunda kuam
mukminin Khadijah binti Khuwailid bin Asad al-Quraisyiyah al-Asadiyah. Beliau
adalah wanita yang paling mulia pada umat ini. Imam adz-Dzahabi mengatakan
tentang beliau: ‘Seorang yang sangat berakal lagi terhormat, teguh beragama,
terjaga dari sifat keji lagi mulia, yang termasuk penghuni surga. Adalah Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa memujinya dan
mengutamakan dirinya dari semua istri-istrinya. Sehingga beliau sangat
mengaguminya, sampai kiranya Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan: ‘Aku tidak
pernah merasa cemburu terhadap madu yang lainnya melebihi kecemburuanku pada
Khadijah, dikarenakan saking seringnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wa sallam menyebut-yebut dirinya’. [1]
Disebutkan dalam
sebuah hadits, yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan: ‘Pada suatu ketika Jibril mendatangi
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam sambil mengatakan
pada beliau:
قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم: « يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْ
مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ
فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي
الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ » [أخرجه البخاري و مسلم]
“Wahai Rasulallah
Shalallahu’alaihi wa sallam, Ini Khadijah telah datang. Bersamanya sebuah
bejana yang berisi lauk, makanan dan minuman. Jika dirinya sampai katakan
padanya bahwa Rabbnya dan diriku mengucapkan salam untuknya. Dan kabarkan pula
bahwa untuknya rumah disurga dari emas yang nyaman tidak bising dan merasa
capai”. HR Bukhari no: 3820.
Muslim no: 2432.
As-Suhaili
mengomentari hadits diatas: ‘Hanya saja beliau diberi gambar seperti itu,
dengan mendapat rumah disurga yang terbuat dari batu permata, dikarenakan
dirinya telah menghimpun berbagai sarana sebagai pionir terdepan yang beriman
kepada suaminya, dibarengi dengan sikapnya yang tenang dan tidak merasa capai
dalam pembelaannya. Dan dikarenakan dalam kehidupannya beliau tidak pernah
mengangkat suara kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam serta
tidak membikin suaminya merasa capai apalagi menganggu urusannya’. [2]
Ibnu Ishaq mengatakan:
‘Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam merasa begitu sedih
tatkala Abu Thalib dan istrinya Khadijah meninggal secara berurutan. Khadijah
adalah istri sekaligus pembantunya yang sangat tulus. Dalam garis silsilah
nasab, Ayah beliau bertemu dengan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam pada kakek yang ke empat yaitu Qusai bin Kilab, sedangkan
ibunya bertemu dalam silsilah keturunan bersama Nabi pada kakeknya yang
kedelapan yaitu Lu’ay bin Ghalib. Khadijah adalah seorang yang banyak harta,
maka beliau menawarkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk
membawa dagangannya ke negeri Syam ditemani budaknya Maisaroh. Tatkala Nabi
pulang dengan membawa keuntungan yang sangat banyak, serta melihat
kejujurannya, maka beliau terpikat dengannya, lalu dia menawarkan supaya mau
menikah dengannya, lalu Nabi pun menikah bersamanya dengan mahar dua puluh unta
betina’.[3]
Bersambung insya
Allah…
Oleh: Syaikh Amin bin Abdullah
asy-Syaqawi
Diterjemahkan : Abu Umamah Arif Hidayatullah
Sumber makalah: IslamHouse.com
0 komentar:
Posting Komentar